PEMERIKSAAN BOD (Biological
Oxygen Demand)
A. Hari
/ Tanggal ; Selasa dan Jum’at , 3
dan 6 , Januari 2012
B. Materi
Praktik ; Pemeriksaan BOD
(Biological oxygen Demand)
C. Tujuan
; Untuk mengetahui
kadar BOD pada sampel air yang diperiksa.
D. Dasar
Teori
Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang di perlukan oleh organisme pada
saat pemecahan bahan organi atau penguraian/mengoksidasikan hamper semua zat
organic yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan BOD dipelukan untuk menentukan
beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industry, dan untuk mendesain
system-sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemartersebut.
Pada kondisi aerobik, pemecahan bahan
organic diartikan bahwa bahan orgaik ini digunakan sebagai bahan makanan dan
energynya diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD,1973).Dan proses oksidasi
tersebut dapat mengakibatkan kematian ikan-ikan dalam air dan keadaan menjadi
aerobic dan dapat menimbulkan bau busuk dalam air.
Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi
oksidasi zat organik dengan oksigen didalam air dan proses tersebut berlangsung
karena adanya bakteri aerob.Dan hasil oksidasi itu sendiri adalah akan
terbentuknya krbonhidrat dalam air, dan reaksi oksidasi.
Selain digunakan untuk menentukan
beban pencemaran akibat air buangan,
pemeriksaan BOD juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan beban pencemaran zat
organik.
E. Alat
dan Bahan
1.
Alat
a. Botol
Oksigen
b. Pipet
Ukur
c. Pipet
Tetes
d. Gelas
Ukur 500 ml
e. Labu
Erlenmeyer 500 ml
f. Corong
kaca
g. Buret
Basa
h. Inkubator
BOD
i.
Gelas Kimia
j.
Statif
2.
Bahan
a. Larutan
MnSO4 40 %
b. Pereaksi
Oksigen (Iodide alkali)
c. H2SO4 pekat
d. Larutan
Na2S2O3 0,025 N
e. Indicator
amylum
f. Sampel
air limbah/leachete
g. Air
pengencer
h. Aquades
i.
CaCl2 2,25%
j.
MgSO4
k. FeCl3
l.
Buffer phospat
F. Cara
Kerja
1. Pemeriksaan
DO Segera dari sampel
a. Mengukur
volumebbotol O2 dengan cara memenuhi botol O2 denga air
dan tutup botol O2 biarkan sampai air tumpah saat ditutup. Kemudian
tuang air tersebut kedalam gelas ukur.Catat volume botol tersebut.
b. Isi
botol O2 dengan sampel sampai penuh lewat dinding botol supaya tidak
terjadi aerasi.
c. Tambahkan
2 ml reagen Oksigen dan 2 ml MnSO4 40%.Tutup botol O2 kemudian
gojok sampai merata.setelah digojok biarkan beberapa saat sampai larutan
mengendap.apabila timbul endapan putih maka O2 tidak ada dan pemeriksaan
tidak dilanjutkan.Tetapi apabila timbul endapan kuning coklat berarti ada O2
dan pemeriksaan dilanjutkan.
d. Kemudian
tambahkan 2 ml H2SO4 pekat dan gojok sampai endapan
larut.
e. Ambil
larutan sebanyak 200 ml 9tuangkan ke dalam gelas ukur). Larutkan dalam gelas
ukur kemudian dituang ke dalam labu Erlenmeyer dan ditambah X ml (X merupakn
koreksi sampel yang tumpah karena penambahan)
f. Perhitungan X ml = 200 x
v. Botol Oksigen
v.Botol Oksigen – 4
g. Dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,025 N sampainterjadi
perubahan warna menjadi kuning muda.Tambahkan 1 ml indicator amylum sehingga
larutan berubah warna menjadi biru tua.
Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang.
h. Catat
volume titrasi
2. Berdasarkan
hasil pemeriksaan DO,dilakukan pengenceran dengan tingkat pengenceran 5 kali
sesuai dengan table berikut;
Kadar
DO Segera
|
Tingkat
Pengenceran
|
Lebih
dari 8,0
6,0
– 8,0
5,0
– 6,0
3,0
– 5,0
1,0
– 3,0
0,1
– 0,3
0,0
– 0,1
|
Tanpa
pengenceran
2
– 5 kali
5
– 10 kali
10
– 15 kali
15
– 20 kali
20
– 25 kali
25,
30, 50 – 100 kali
|
a. Mengencerkan
air sempel dengan pengencer yang dibuat dari campuran 1 L aquades ditambah 1 ml
CaCl2 2,25% ditambah 1 ml MgSO4 ditambahkan 1ml Buffer
Phospat dan diaerasi selama 30 menit.
b. Menentukan
jumlah sampel yang diambil, misalnya jika pengenceran dilakukan 5 kali maka
jumlah sampel yang yharus diambil 1/5 x 700 ml = 140 ml
c. Memasukkan
sampel sebanyak 140 ml dan ditambahkan air pengencer ke dalam gelas ukur sampai
volume 700 ml.
3. Pemeriksaan
Air Campuran (AC)
a. Membagi
air campuran tersebut ke dalam 2 botol O2
b. Memberi
label AC1 dan AC2 pada masing-masing botol.
c. Menentukan
DO segera pada label AC1 seperti pemeriksaan DO segera
d. Mengeramkan
atau menginkubasi botol berlabel AC2 selama 5 hari dalam suhu 20oC
kedalam incubator.
e. Setelah
5 hari, menentukan nilai DO pada botol berlabel AC2 yang sudah di
inkubasi
f. Menentukan
DO segera dan DO5.20 dari air pengencer
g. Catat
dalam table pengamatan
4.
Pemeriksaan Air Pengencer (AP)
a. Membagi
air penegencer tersebut ke dalam 2 botol O2
b. Memberi
label AP1 dan AP2 pada masing-masing botol
c. Menentukan
DO segera pada label AP1 seperti pemeriksaan DO segera
d. Mengeramkan
atau menginkubasi boto berlabel AP2 selama 5 hari dalam suhu 20oC kedalam
inkubasi.
e. Setelah
5 hari, menentukan nilai DO pada berlabel AP2 yang sudah diinkubasi.
f. Menetukan
DO segera dan DO5.20 dari air pengencer.
g. Catat
dalam table pengamatan.
G. Data
dan Penghitungan
a.
Mengukur Volume
*Botol 270
X ml = 200 270
270 – 4
= 200 x 270
266
= 200 x ( 1,015 – 1)
= 3 ml
*Botol
350
350 – 4
346
= 200 x
(1,012 – 1)
= 200 x
0,012
= 2,4 ml
*Botol 295
X ml = 200
x 295
295 – 4
= 200 x 295
291
= 200 x ( 1,014 – 1)
= 200 x 0,014
= 2,8 ml
*Botol 280
X ml = 200
x 280
280 – 4
= 200 x 280
276
= 200 x ( 1,014 – 1)
= 200 x 0,014
= 2,8 ml
No
|
V.Awal (ml)
|
V.Akhir (ml)
|
V.Titrasi (ml)
|
1
|
0
|
8,9
|
8,9
|
Kadar DO = 1000/200 x
ml.Titrasi x 0,025 N x F Na2S2O3 x8
= 1000/200 x 8,9 x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 8,9 x 0,025 x 1 x 8
= 8,9 mg/L
Pengenceran
Anggap DO = 6,0 – 8,0
Pengenceran = 5 kali
= 1/5 x 700
= 140 ml
Aquades = 560 ml mencapur
di gelas ukur (1000 ml)
Sampel = 140 ml
APeram = 350 ml
AP2 = 295 ml
(200 + 2,8 ml)
ACeram = 270 ml
AC2 = 280 ml (200 + 2,8 ml)
Setelah Pengenceran
No
|
V.awal (ml)
|
V.akhir (ml)
|
V.titrasi (ml)
|
Keterangan
|
1
|
9
|
16,6
|
7,6
|
AC
|
2
|
17
|
25,4
|
8,4
|
AP
|
Kadar DO = 1000/200 x
7,6 ml x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 7,6 x 0,025 x 1 x 8
= 7,6 mg/L
Kadar DOAP = 1000/200 x 8,4 x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 8,4 x 0,025 x 1 x 8
= 8,4 mg/L
@ DO Rata-rata
air pengencer
Data
Praktikum
1) Kadar
DO air sampel
= 1000/200 x
8,9ml x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 1,9 x
0,025 x 1 x 8
= 8,9 mg/L
No
|
V.awal (ml)
|
V.akhir (ml)
|
V.titrasi (ml)
|
1
|
0
|
8,9
|
8,9
|
2) Kadar
DOAC
= 1000/200 x 7,8 ml x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 7,6 x
0,025 x 1 x 8
= 7,6 mg/L
No
|
V.awal (ml)
|
V.akhir (ml)
|
V.titrasi(ml)
|
1
|
9
|
16,6
|
7,6
|
3) Kadar
DOAP
= 1000/200 x 8,4
ml x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 8,4 ml x
0,025 x 1 x 8
= 8,4 mg/L
No
|
V awal (ml)
|
V.akhir (ml)
|
V.titrasi (ml)
|
1
|
17
|
25,4
|
8,4
|
4) Kadar
DOAC eram
= 1000/200 x 0
ml x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 0 ml x
0,025 x 1 x 8
= 0 mg/L
No
|
V.awal (ml)
|
V.akhir (ml)
|
V.titrasi (ml)
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5) Kadar
DOAC eram
= 1000/200 x 8,7
ml x 0,025 x 1 x 8
= 5 x 8,7 ml x
0,025 x 1 x 8
= 8,7 mg/L
No
|
V.awal (ml)
|
V.akhir (ml)
|
V.titrasi (ml)
|
1
|
8
|
16,7
|
8,7
|
1.BODAC = (DOsegera AC – DO5.20 AC)
= 7,6 – 0
= 7,6 mg/L
2.BODAP
= (DOsegera AP – DO5.20 AP)
= 8,4 – 8,7
= - 0,3 mg/L
3.BODsampel
= (BODAC – BODAP) x P
= 7,6 – (-0,3) x P
= 7,9 x Penencer
= 7,9 x 5 mg/L
= 39,5 mg/L
H. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan DO
segera dari AC 7,6 mg/L dan DO5.20 dari AC adalah 0 mg/L.Hail dari DO segera AP
diperoleh 8,4 mg/L
dan DO5.20 dari AP diperoleh 8,7 mg/L (melebihi DOsegera AP
karena pada saat titrasi DO5.20 AP mengalami kelebihan sehingga
hasil yang didapat tidak sesuai atau berlebihan) dan dihasilkan DO5.20 minus)
.Dan berdasarkan perhitungan maka diperoleh BOD AC 7,6 mg/L, BOD AP – 0,3
mg/L.Hasil dari BOD AP dan AC diperoleh
dari DOsegera – DO5.20 . BODsempel diperoleh dari BOD AC
dikurangi BOD AP dikalikan dengan Pengencer (P)..
I. Kesimpulan
Dari pemeriksaan BOD terhadap sampel yang telah dilakukan
didapat hasil bahwa BOD sampel 39,5 mg/L.